La Petite Echoppe des Jours Heureux — Kim Jiyun

Saat mendaftar ke Digital Library of Korean Literature (DLKL) dua minggu yang lalu, saya berniat mencari buku Korea yang ringan-ringan saja. Fiksi, tentunya! Hehehe. Feel good novel, laaah.

Entah kenapa saya mencarinya di dalam bahasa Prancis. Memang belum ada koleksi DLKL dalam versi terjemahan bahasa Indonesia, tapi kan ada bahasa Inggris tuh. Saat menemukan La Petite Echoppe des Jours Heureux karya Kim Jiyun, saya langsung meminjamnya.

Penatu Swalayan

La Petite Echoppe des Jours Heureux adalah nama sebuah laundromat di Yeonnam-dong. Tempat penatu swalayan dengan mesin otomatis ini cukup unik. Di dalamnya, selain mesin-mesin cuci dan kursi-kursi tempat menunggu, terdapat mesin pembuat kopi dan rak berisi beberapa buku. Entah apakah ada laundromat se-cozy itu di tempat lain. 

Di sebuah meja terdapat sebuah buku harian bersampul hijau yang sepertinya tertinggal di sana. Tak ada penanda yang menunjukkan identitas pemiliknya. Hanya ada tulisan "Dunia di mana orang bisa tidur berselonjor dengan tenang" di halaman pertamanya. Di beberapa lembar berikutnya ada catatan-catatan kecil yang tak jelas maksudnya, diikuti dengan sketsa wajah seorang lelaki.

Tadinya, orang-orang membiarkan buku itu. Lama-kelamaan, pengguna laundromat yang sedang menunggu cucian menulis di halaman kosong selanjutnya. Ada yang sekedar meluapkan kebosanan dengan membuat gambar, menanyakan rekomendasi restoran, pakaian untuk berkencan, hingga menuliskan permasalahan yang cukup dalam.

Kakek Jang melihat salah satu pesan yang ditulis di sana dan memutuskan untuk menanggapinya. Ternyata penulis pesan awal membalas pesannya. Setelah beberapa kali berbalas pesan, mereka akhirnya bertemu langsung. Siapa sangka bahwa kemudian mereka bisa saling mendukung di saat kesulitan? 

Feel Good Novel

Belakangan ini saya lihat merebaknya feel good novel. Untuk saya, dimulai dengan Tant que le Café est Encore Chaud. Mungkin sudah ada yang lain sebelum itu. Yang jelas, sesudah itu, saya melihat ada banyak sekali buku-buku senada. Dan entah kebetulan atau tidak, dari penulis Asia! 

Saya sendiri masih mengikuti buku Kawaguchi Toshikazu selanjutnya. Namun rasanya malas (membeli dan) membaca feel good novel lainnya. Saya lihat begitu-begitu saja. Hanya berpindah dari kafe ke toko buku, perpustakaan, toko kue, dan yang ini ke laundromat. Atau tipe lain dengan tokoh kucing. Tidak cukup variatif.

Demikian juga yang saya rasakan saat memulai La Petite Echoppe des Jours Heureux ini. Ada kakek-kakek yang tak akur dengan anaknya lalu bertemu dengan sebuah keluarga kecil yang membantunya, ada penulis skenario drama yang belum pernah merasakan jatuh cinta kemudian menemukan kekasih hatinya, perempuan yang ingin membebaskan diri dari hubungan toksik dan bertemu dengan orang-orang yang mendukungnya, ...

Pada mulanya, cerita seakan paralel saja. Terpisah antar satu dengan lainnya. Meski tetap di lokasi yang sama, di sekitaran Yeonnam-dong dengan pusat cerita di laundromat, tokoh utamanya berubah. Ada sih, tokoh di bagian sebelumnya yang muncul di bagian berikutnya. Namun hanya sekilas. Seakan jadi benang merah tipis saja.

Saya harus menunggu menjelang akhir buku untuk menemukan benang merahnya sebenarnya. Benang merah yang unik, yang tak terduga. Yang menghadirkan cerita baru, yang boleh dibilang tak ada hubungannya dengan kisah-kisah sebelumnya. Kisah yang menjadikannya berbeda dengan feel good novel lainnya.

Seperti Drama Korea

Meski keinginan saya untuk membaca feel good novel cukup terpenuhi, terus terang saya tidak benar-benar bisa menikmati buku ini sepenuhnya. Perpindahan antar adegannya kurang mulus. Beberapa bagian cerita terasa melompat. Apakah memang demikian aslinya, ataukah kekurangan dalam penerjemahannya?

Saya sendiri belum pernah mengenal penerbit City Editions sebelumnya. Kalau saya tak menyebutkan siapa penerjemahnya, itu karena saya tidak sempat mencatatnya dan masa pinjam saya di DLKL sudah selesai. Untuk meminjamnya lagi harus menunggu 2 minggu. Dan sepertinya lebih baik tidak saya tuliskan juga sih ya!? Heu ....

Dari sisi layout, perpindahan paragrafnya sendiri tidak cukup nyaman. Apakah versi ebook yang saya baca di DLKL berbeda dengan versi cetak? Sampulnya sendiri memang berbeda, tuh.

Lepas dari beberapa kekurangan tadi, buku ini cukup menghibur untuk saya. Tema persahabatan, hubungan orang tua dan anak, kakak-beradik, suami-istri, ... dengan warna Korea Selatan, disajikan dengan intrik selayaknya drakor saja. Apalagi ditambah bumbu thriller di akhir cerita. Hmmm, bikin penasaran nggak sih? 

Menurut saya, buku 304 halaman ini bisa dibaca mulai usia remaja. Sampai saat menulis ini, saya belum menemukan versi terjemahannya dalam bahasa Indonesia, di luar DLKL sekalipun!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Pergi Hari Ini - Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Je Reviendrai avec la Pluie — Ichikawa Takuji

Detektif Conan (Vol. 100) — Aoyama Gosho