Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2023

Dua Alasan untuk Tidak Jatuh Cinta — Faisal Oddang

Gambar
Pertama mendengar nama Faisal Oddang adalah dari presentasi buku Dari Puya ke Puya oleh Teh Shanty di Pertemuan Klub Buku KLIP bulan Februari 2023 . Langsung cari di iPusnas, tidak ada. Lalu saya agak melupakannya. Seminggu yang lalu, saya melihat posting Instagram @bukugpu tentang Faisal Oddang yang meraih penghargaan Sastrawan Muda Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) tahun 2023.  Weits, keren! Diilustrasi dua bukunya yang diterbitkan Gramedia, saya langsung mencari Dua Alasan untuk Tidak Jatuh Cinta . Dapat!  Problem iPusnas Mendapatkan buku ini sederhana saja. Langsung, tak perlu antri. Namun untuk membacanya, ternyata tidak sesederhana itu!  Entah kenapa, tetiba saya tak bisa membuka buku-buku yang berhasil dipinjam di iPusnas di tablet seperti biasa. Pinjam bisa, baca tak bisa. Gemas, kan!? Saya sudah mencoba dengan berbagai buku. Semua sama. Sudah membersihkan cache , bahkan sampai reinstall , update system tablet, ... tetap gagal . Saya coba akses dari laptop, malah login

Clover — Na Hyerim

Gambar
Buku ini adalah buku terakhir yang saya beli saat liburan ke Indonesia tahun 2023 ini. Tidak terencana. Tadinya saya mencari buku lain. Namun, dengan meminta bantuan personil toko pun, dua buku yang saya incar tidak ditemukan. Yang satu memang tak ada di stok, satu lagi ada, tapi entah di mana. Buku ini menarik mata saya, tentu saja karena sampul bergambar kucingnya. Kucing? Hmmm... Memang bukan kucing biasa sih ya. Malah bikin tambah penasaran kan!? Jarang-jarang, saya membeli buku secara impulsif begini. Stempel "Pemenang Changbi Prize for Young Adult Fiction" bagi penulis Na Hyerim memantapkan saya membeli Clover  ( 클로버 ) untuk menemani saya kembali ke perantauan. Perjanjian dengan Iblis Jeong-in, seorang remaja kelas 3 SMP memilih menyendiri saat jam makan siang. Apalagi sejak diumumkannya karyawisata yang tidak akan bisa diikutinya. Biaya 354.260 won terlalu besar untuknya. Jeong-in tinggal bersama neneknya yang pemulung kertas. Untuk membantunya, Jeong-in kerja paruh wa