La Gloire de Mon Pere — Marcel Pagnol

Setelah libur di bulan April, Club Lecture kembali mengadakan pertemuan Sabtu 24 Mei 2025 yang lalu. Kali ini, buku yang dibahas adalah La Gloire de Mon Pere. Buku ini dipilih sekaligus dalam rangka memperingati ulang tahun kelahiran Marcel Pagnol yang ke-130.

Ayah Kebanggaan

Marcel adalah putra pertama pasangan Joseph dan Augustine. Joseph berprofesi sebagai guru. Augustin menunggalkan pekerjaannya sebagai penjahit setelah menikah. Marcel lahir di Aubagne, tetapi tak mengenal Aubagne karena pindah ke Saint-Loup pada usia 3 tahun, dan kemudian ke Marseille, mengikuti tugas Joseph.

Saat Marcel berusia 9 tahun, Joseph patungan dengan iparnya Jules untuk menyewa sebuah vila di gunung selama liburan musim panas. Joseph membawa istri dan ketiga anaknya: Marcel, Paul, dan Germaine. Jules membawa istrinya Rose yang juga kakak dari Augustine, dan bayi mereka, Pierre. 

Marcel senang berlibur di tengah alam yang luas, yang tentu berbeda dengan kota Marseille. Bersama Paul, adiknya, dia bereksplorasi, mengamati berbagai serangga di sana.

Suatu hari, Marcel mengikuti pembicaraan ayah dan pamannya yang merencanakan untuk berburu. Untuk pertama kalinya, Marcel melihat ayahnya, yang selama itu sangat dikaguminya, banyak diam dan mendengarkan pamannya menjelaskan tentang pengalaman dan teknik berburu. Marcel pun bertekad untuk ikut berburu, membantu ayahnya agar bisa kembali tampak hebat dan tetap percaya diri.

Autobiografi Berbumbu

Buku ini tidak tebal, 216 halaman saja, di luar lampiran yang berisi runutan biografi, bibliografi, dan filmografi Marcel Pagnol. Tak urung saya cukup keder saat baru bisa menerimanya 10 hari sebelum pertemuan tiba. Namun dengan kesibukan perjalanan ke Paris, saya baru bisa membacanya 4 hari sebelum pertemuan. Padahal sebenarnya bukunya saya bawa ke Paris juga.

Ternyata saya bisa menyelesaikannya dengan cukup lancar. Buku yang digolongkan sebagai autobiografi Marcel Pagnol ini tidak semenakutkan karya penulis di awal abad XX lainnya. Tulisannya mengalir dengan menggunakan bahasa yang tidak rumit. Mungkin karena memang beliau sempat menjadi guru juga ya!? 

Membacanya, mengingatkan saya pada saat didongengi eyang sebelum tidur tentang "saat ibumu kecil dulu". Ada bagian-bagian yang saya rasa, dan dikonfirmasi dalam diskusi di pertemuan Club, ditambahkan sebagai pemanis cerita. Untuk menambah detil yang terlupa, dan biar lebih seru lah ya! 

Tentu, ada beberapa kata yang harus saya cari maknanya di kamus. Istilah-istilah tentang pegunungan dan perburuan, misalnya. Namun itu juga diakui oleh peserta Club yang lain.

Buku Pertama dari Serial Souvenirs d'Enfance

Buku ini merupakan bagian pertama dari yang direncanakan sebagai trilogi Souvenirs d'Enfance, dengan bagian kedua, Le Chateau de Ma Mere, diterbitkan pada tahun yang sama, 1957. Bagian ketiga, Le Temps des Secrets diterbitkan pada tahun 1960. Le Temps des Amours merupakan lanjutan yang tak selesai ditulis hingga Marcel Pagnol meninggal dunia pada tahun 1974. Bagian keempat ini diterbitkan posthume pada tahun 1977.

Keempat buku sudah diadaptasi ke dalam film. Saya sendiri sempat menonton adaptasi La Gloire de Mon Pere yang dirilis pada tahun 1990 sebelum menghadiri pertemuan. Seperti adaptasi buku lainnya, ada bagian yang tidak ditampilkan dan ada bagian yang ditambahkan.

Bagian pertama ini menceritakan Marcel Pagnol dari masa lahirnya, bahkan dari asal-usul keluarganya—nenek moyang keluarga Pagnol berasal dari Spanyol, Espagnol—dan saat ayahnya bertemu dengan ibunya, sampai saat liburan di usia 9 tahun itu.

Saya mencatat episode dan Paul bereksperimen dengan serangga tidak ditampilkan di dalam adaptasi film. Ada tokoh Edmond le Papillon yang lebih ditonjolkan. Namun yang sempat membingungkan saya adalah tokoh Lili, anak lelaki seusia Marcel. Saat pertemuan saya dapati ternyata Lili ini akan muncul di Le Chateau de Ma Mere.

Menurut saya, versi buku lebih menggambarkan judulnya. Versi film banyak menggambarkan Marcel-nya. Apalagi dengan tambahan Edmond dan Lili tadi. Versi buku lebih fokus pada kecintaan dan rasa bangga Marcel terhadap ayahnya. 

Sampai saat menulis ini saya belum menemukan versi terjemahan bahasa Indonesianya. Namun dari hasil browsing saya mendapati bahwa versi adaptasinya ke dalam komik oleh Serge Scotto dan Eric Stoffel dengan gambar oleh Morgann Tanco pada tahun 2015 sudah diterjemahkan dan diterbitkan oleh Bhuana Ilmu Populer pada tahun 2018. Sayang sekali saya tidak menemukan informasi jelasnya.

Untuk Praremaja

Berbagai sumber menyatakan bahwa buku ini baru disarankan untuk pembaca usia 12 tahun ke atas. Seingat saya buku ini pernah dibahas juga saat Butet collège (SMP). Sayangnya saya lupa kelas berapa. Memang meski ceritanya secara global cukup menarik, minimnya aksi bisa membuat pembaca lebih muda merasa bosan.

Apakah saya akan membaca lanjutan autobiografi ini?

Entahlah.

Yang jelas Marcel Pagnol sempat membesarkan hati saya di pengantar bukunya dengan menuliskan bahwa dia baru mulai menyusun buku di usia menjelang 60 tahun! Masih ada kesempatan buat saya nih! 

Namun, sebelum menulis buku itu, beliau sudah membuat banyak naskah teater dan merilis film siiih. Jadi yaaaa, tetap saja beda jauuuhhh! Hahaha.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Pergi Hari Ini - Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Je Reviendrai avec la Pluie — Ichikawa Takuji

Detektif Conan (Vol. 100) — Aoyama Gosho