Kita Pergi Hari Ini - Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Setelah hampir dua bulan tak menyelesaikan satu buku pun, akhirnya hari ini saya menuntaskan novel karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie yang berjudul Kita Pergi Hari IniMembaca buku ini merupakan momen yang cukup spesial. Setelah ngefans dua tahun belakangan dan hanya membaca buku-bukunya secara digital di iPusnas, baru kali ini saya berkesempatan menikmati buku fisiknya. Dan ini adalah buku fisik Indonesia pertama saya setelah 4 tahun!...


Perjalanan

Mi, Ma, dan Mo adalah tiga bersaudara, anak-anak dari Pak Mo dan Bu Mo. Mereka tinggal di Kota Suara. Pak Mo dan Bu Mo harus pergi keluar untuk mencari uang. Tapi mereka tidak memiliki keluarga untuk menjaga anak-anaknya. Dan mereka tidak punya cukup uang untuk menukarnya dengan Waktu milik Pengasuh. Karena itu, mereka harus mencari Cara Lain...

Cara Lain datang setelah Bu Mo mengirimkan permintaan dalam bentuk kancing baju melalui Pelikan Pos. Cara Lain itu adalah Nona Gigi, seekor Kucing Luar Biasa yang sangat cantik dengan bulu lebat...

Suatu hari, saat Pak Mo dan Bu Mo sedang pergi bekerja, Nona Gigi mengajak Mi, Ma, dan Mo berjalan-jalan. Mereka juga mengajak Fifi dan Fufu, anak kembar Tetangga Baru. Tujuannya adalah Kota Terapung Kucing Luar Biasa, kota asal Nona Gigi... 

Dimulailah perjalanan mereka dengan menggunakan Kereta Air menuju Sirkus Sendu, melalui Ibu Kota Kota Terapung Kucing Luar Biasa yang megah, untuk akhirnya ke tujuan akhir di Kota Terapung Kucing Luar Biasa...

Namun setelah menginap semalam di rumah Nona Gigi dan seharian mengunjungi Kota Terapung Kucing Luar Biasa, Mi, Ma, Mo, Fifi, dan Fufu sepakat: Kita pergi hari ini!...

Absurd dan Brutal

Sinopsisnya aneh? Dan memang kurang-lebih begitulah isi bukunya!

Saya membeli buku yang terbit untuk pertama kalinya pada bulan Oktober 2021 ini bersamaan dengan buku Ziggy yang baru saja terbit awal tahun 2022 ini; Tiga dalam Kayu. Saya membaca Tiga dalam Kayu terlebih dahulu. Mulanya saya berpikir akan memberikan Kita Pergi Hari Ini untuk Butet. Cerita tentang kucing! Siapa tahu dia jadi tertarik membaca buku berbahasa Indonesia....

Saya berhenti membaca Tiga dalam Kayu karena saya rasa cukup brutal dan kemudian disambung absurd. Tidak sesuai dengan suasana hati saya yang sedang ingin bacaan ringan. Saya coba membaca Kita Pergi Hari Ini saja dulu dengan harapan mendapatkan kisah yang manis. Tapi ternyata buku ini absurd dan kemudian diikuti brutal!...

Awal buku ini disajikan dengan humor. Definisi anak yang benar-benar manis dan perbedaannya dengan anak yang benar-benar keren, tentang Kucing Luar Biasa yang benar-benar Luar Biasa, bahasa Prancis dengan aksen yang buruk, ... deskripsi yang menurut saya cukup menjijikkan seperti ingus atau asam ketiak membuat saya berpikir kalau Ziggy sedang ingin bercanda. Catatan kaki fiktif yang unik sempat membuat saya penasaran dan googling --gubraks dah!--. Saya baru menyadari permainan katanya saat menyebutkan nama penulis Gama Ukerja...

Perlahan tapi pasti, buku dengan judul alternatif Tempat-tempat Indah dalam Mimpi-mimpi Anak-anak Baik-baik ini menyajikan kekerasan. Kebrutalan demi kebrutalan dipaparkan secara detil dengan tokoh anak-anak. Memang bukan sebagai aktor. Tapi saya tak mau anak-anak seumuran tokoh-tokoh dalam cerita terpapar informasi seperti itu...

Misalnya saja di bagian Sirkus Sendu. Apakah harus "jusqu'au bout"? Apakah harus sampai segitunya?... Dan kanibalisme... Anak-anak pula!... Aduh...

Akhir yang Menggidikkan

Tapi saya menyelesaikan buku 182 halaman ini sampai tuntas. Keindahan bahasa Ziggy tak bisa saya sangkal. Akhir yang menggidikkan membuat buku ini rasanya akan makin menarik untuk Butet. Jika suatu saat dia siap membaca buku berbahasa Indonesia...

Apalagi buku ini diilustrasi sendiri oleh Ziggy. Ilustrasi yang manis, tentunya. Yang tak menggambarkan isi bukunya. Atau justru kalau kata Butet memang harus dicurigai jika ada buku dewasa tapi berilustrasi manis seperti itu. Dan dia benar sepenuhnya!

Buku yang dikategorikan ke dalam 13+ ini jelas lebih absurd daripada buku-buku Ziggy sebelumnya yang sudah pernah saya baca. Entah jika dibandingkan dengan Tiga dalam Kayu yang dikategorikan dalam 18+. Tapi sepertinya saya harus bernapas dulu sebelum melanjutkan membacanya...

Buku ini cukup menguras. Membuat berpikir keras selama membacanya, dan masih terpikir saat sudah menyelesaikannya. Paling tidak, buat saya... 😉


Komentar

  1. waaahhh ... jadi penasaran teh Alfi: ini gambarnya kucing imut gemes gitu. cerita yang membuat bergidik apa saja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baca aja teh... Aku nggak mau spoiler laaaahhh...
      Yang jelas, kucingnya baik2 saja kok!... 😄

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Je Reviendrai avec la Pluie — Ichikawa Takuji

Detektif Conan (Vol. 100) — Aoyama Gosho