Randomness Inside My Head - Rijo Tobing

Buku ini saya beli, pertama karena ... tentu saja penulisnya! 

Saya mula-mula mengenal Rijo Tobing sebagai sesama peserta Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP) tahun 2021. Memang kami satu almamater. Tapi beda jurusan. Dan beda angkatan, yang tak perlu disebutkan lah ya, berapa bedanya. Saya tak ingat lagi siapa yang lebih dahulu menyapa. Yang jelas, dia adalah salah satu dari sedikit anggota KLIP yang rutin bertukar kabar dengan saya sampai sekarang...

Saat berkenalan dengannya, ibu muda ini sudah menjadi selebrita. Dia memang sudah ikut KLIP setahun sebelumnya. Langganan badge emas, mengisi Ruang Berbagi, dan sudah 3 buku yang diterbitkannya. Buku solo. Jelas suatu prestasi tersendiri. Karenanya saat mudik kemarin, senang sekali akhirnya saya berkesempatan untuk membeli ketiga bukunya sekaligus!...

Kumpulan Cerpen

Randomness Inside My Head adalah buku pertama karya Rijo Tobing. Buku 124 halaman ini merangkum 12 cerita pendek dengan berbagai tema. Sesuai dengan judulnya lah ya; random. Acak. Tanpa pola...

Ada cerita sedih kehilangan, cerita miris mengenaskan, ada pula yang romantis menyedihkan, romantis mendayu-dayu, ada yang lucu menggeregetkan --bahasa apa pula, ini?! Yang seragam adalah bahwa semua tokohnya dewasa. Meski ada bagian kilas balik ke masa mereka remaja...

Saya mengenal Rijo sebagai yang menyukai genre thriller, suspense. Apriori ini memengaruhi saya saat membaca. Apalagi dua cerita pertama berakhir tidak bahagia. Saya menduga kisah ke tiga pun demikian. Tapi ternyata tidak! Meski alur Listen To My Mother menegangkan, ceritanya berakhir romantis habis!...

Ada banyak kisah manis di dalamnya. The Fire Exit yang menceritakan tentang pengguna ruang di balik pintu darurat di sebuah gedung yang akan diruntuhkan menampilkan romantisme ala drama Korea. Ranah yang juga diminati Rijo. Atau jangan-jangan, lagi-lagi saya terpengaruh dengan apriori?... 

Beberapa cerita terkesan sangat personal. Ini saya rasakan di Missed You, Oppung. Rijo juga mengangkat isu sosial di Ali The Beggar dan Take A PeekKisah Prince Charming sukses membuat saya geli-gemas dan penasaran menelusuri peristiwa politik Indonesia di sekitar tahun 2015an...

Buku Pertama

Buku ini disusun tahun 2016. Sudah 6 tahun yang lalu. Gaya penulisannya sudah seperti Rijo yang saya kenal. Sebagai buku pertama, wajar jika Rijo masih melakukan kesalahan... 

Kisah yang diangkat A Short Break sangatlah manis. Hanya saja, fakta unaccompanied minor yang terbang dengan layover lalu dilepas begitu saja keluar dari pesawat cukup mengganggu juga... 

Saya menyukai ide bahwa kebanyakan cerita bisa kita masukkan dalam kisah dengan setting global. Tak kenal tempat, tak kenal waktu. Bisa kapan saja, di mana saja. Tapi beberapa cerita perlu kejelasan dan kekonsistenan...

Misalnya dalam Reunion. Rico dan Sara berjarak 3 tahun tapi berada di SMA yang sama. Bukan di Indonesia kah? Tapi saya rasa hanya di Indonesia, sekolah bisa dimulai pukul 6.30 pagi. Atau di Korea juga? Secara di sana SMA berlangsung selama 4 tahun. Atau lagi-lagi ini apriori saya atas Rijo-suka-Korea? Hahaha...

Saya juga melihat sisi eksperimentasi dari beberapa cerpen yang rasanya nyambung (Bid You Farewell dan Interlude, Better Be Single dan (One of Too) Many Girl Friends). Sepertinya kalau dikembangkan lagi bisa menjadi novel...

Tapi saya pernah menangkap Rijo sendiri mengatakan di suatu acara Ruang Berbagi KLIP, menyemangati kami yang masih belajar menulis; kalau belum sampai novel tak apa, cerpen saja dulu!...

Penulis (Thriller?) Potensial 

Saya bertanya pada Rijo, mengapa menulis dalam bahasa Inggris?...

Jawabannya sederhana; karena terbiasa saja! Dia biasa menulis fiksi dalam bahasa Inggris. Ya sudah, dikumpulkan, jadilah buku!

Beberapa kali sempat membaca cerpen di blog pribadinya, saya melihat perkembangan Rijo sebagai penulis. Bukan... Bukan karena dia jadi "bisa" menulis dalam bahasa Indonesia!...

Sisi kreatif di cerpen-cerpen barunya adalah alasan lain yang membuat saya penasaran sampai membeli bukunya --tak semua buku teman saya beli lho! Dan Rijo juga saya ketahui melakukan riset tentang fakta yang mungkin tak ada dalam kamus pengalaman pribadinya. Karena jelas, konsistensi logika akan makin membuat pembaca masuk ke dalam cerita...


Dan tentu saja saya melihat kemantapan genre yang dipilihnya. Yang sepertinya sudah terbentuk di buku The Cringe Stories. Kali ini berbahasa Indonesia tuh! Tapi itu cerita lain lagi. Karena saya juga belum selesai membacanya...

Randomness Inside My Head bisa dibaca mulai usia remaja. Bahasa Inggrisnya tidak berat-berat amat kok. Dan gayanya yang mengalir enak, membuat pembaca nyaman terbawa dalam alur cerita... 😉



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Je Reviendrai avec la Pluie — Ichikawa Takuji

Kita Pergi Hari Ini - Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Detektif Conan (Vol. 100) — Aoyama Gosho