Panorama — Lilia Hassaine
Saat Panorama terbit pertama kalinya pada tahun 2023, saya langsung tertarik dengan temanya: distopia. Resume yang tertulis di sampul belakang pun menjanjikan. Tapi saya tak langsung membeli. Biasa lah: menunggu versi poche demi penghematan! Hehehe.
Namun ternyata saat terbit, saya tak langsung membelinya juga. Perlu ke Marseille dan perasaan kebutuhan bacaan saat menyusuri perjalanan pulang berkereta api dengan koneksi internet (dan telepon) yang buruk untuk mendorong saya membeli karya Lilia Hassaine ini di salah satu Relay di stasiun kereta api Saint Charles.
Kota Transparan
Menceritakan sebuah sudut di Prancis pada tahun 2050. Transparence merupakan suatu daerah di mana semua bangunan dibuat dari bahan transparan. Selain ruang interogasi polisi dan beberapa kantor pemerintahan, semua terlihat dari luar. Semua mengawasi semua. Di dalam kantor yang tak terlihat dari luar, semua personil mengawasi yang lain karena sekat ruangan mereka transparan.
Sistem ini dibentuk sejak revolusi tahun 2029. Namun tak seluruh Prancis demikian. Hanya yang secara sukarela, bersedia tinggal di Transparence. Yang menolak bisa tinggal di daerah Grillons, di mana rumah-rumah masih dibangun secara "normal", dengan syarat bersedia menerima bahwa tak ada jaminan keamanan, tak ada polisi, atau yang disebut sebagai gardienne de protection (penjaga pelindung) di sana.
Meski semua tetangga bisa melihat tetangga yang lain, tak urung terjadi peristiwa hilangnya keluarga Royer-Dumas pada November 2049. Mereka masih terlihat satu jam sebelum dinding-dinding rumah mereka bersalut sabun. Yang itu, tentu saja dilarang menurut peraturan.
Hélène Dubern, seorang penjaga pelindung yang sudah sempat menjadi polisi sebelumnya, ditugasi untuk mencari keluarga yang terdiri dari suami-istri dan anak remaja itu. Dalam penyelidikannya, dia menemukan banyak rahasia di balik dinding transparan.
Thriller
Lilia Hassaine saya kenal pertama kali dari acara televisi Quitidien. Membawakan rubrik Zoom perempuan cantik ini terlihat cerdas.
Saat mendengar dia menulis novel, saya tak langsung membelinya. Saya ada apriori dengan penulis asal Magribi, terutama yang perempuan. Kebebasan yang mereka usung tak sesuai dengan prinsip saya. Tentu tak semua begitu. Tapi yah, namanya juga apriori kan!?
Apalagi memang dua buku pertamanya bercerita tentang imigrasi. Meski buku pertamanya bukan tentang imigran Magribi. Ya, Panorama adalah bukunya yang ketiga.
Seperti halnya kedua buku sebelumnya, Lilia mengambil tema mengenai masalah sosial. Bedanya, kali ini dibungkus dengan penyelidikan kasus kriminal. Euh, tapi saya belum membaca buku-bukunya yang lain ya! Hehehe.
Saya yang bukan penggemar thriller, suka dengan buku ini. Cerita yang disampaikan dari sudut pandang Hélène Dubern sebagai orang pertama, mengalir dengan kalimat yang tidak panjang. Paragrafnya pun pendek-pendek. Demikian pula pembagian babnya.
Saya sendiri sudah sempat mencurigai beberapa karakter yang terlibat dalam kasus ini. Ada satu rahasia yang bisa saya tebak dari awal. Ada satu kecurigaan yang memang benar. Namun saya tak menduga perjalanan untuk sampai ke "sana". Dan itu yang membuat cerita jadi menarik, kan!?
Panorama tak urung mengingatkan saya pada 1984. Dari hasil broswing, saya memperoleh informasi mengenai buku We karya penulis Rusia Evgeni Zamiatin yang kabarnya merupakan buku distopia pertama. Sepertinya We yang menceritakan mengenai kota kaca ini yang banyak mengilhami Lilia dalam menulis Panorama. Saya belum menemukan pernyataannya sih. Tapi bisa jadi ide bacaan baru nih!
Mulai Remaja
Panorama meraih banyak penghargaan sastra, antara lain Prix Renaudot des Lycéens 2023. Memang menurut saya buku ini cocok untuk dibaca mulai usia remaja. Kemasan thriller-nya membuat penasaran. Permasalahan mengenai media sosial, efek negatif internet, perundungan, sampai pencarian jati diri disampaikan dengan mengalir. Beberapa adegan kekerasan--cukup eksplisit--dan seksual kurang cocok untuk pembaca sebelum remaja.
Setelah membaca buku ini, saya masih belum jadi tertarik membaca dua buku penulis kelahiran 1991 ini sebelumnya. Masih karena temanya itu tadi. Namun saya menunggu buku berikutnya!
Komentar
Posting Komentar