White Wedding — Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

White Wedding adalah salah satu dari sekian buku karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie yang jarang disebut. Atau mungkin saya saja yang kurang gaul. Harap maklum, jauh dari informasi tren perbukuan Indonesia. Halah. Kayak ngikutin tren buku Prancis aja ya!? Hehehe.

Yang jelas, sebenarnya saya sudah menemukannya sejak lama di iPusnas. Sudah sempat meminjam dan membacanya juga. Namun tak selesai. Dan antriannya lama. Sampai akhirnya baru bisa meminjam kembali dan menyelesaikannya awal Desember ini.

Warna Putih

Menceritakan tentang Elphira, seorang gadis berusia 11 tahun. Lahir sebagai albino, dia benci warna putih. Tidak hanya karena kulitnya akan terbakar jika terkena matahari, tetapi juga karena ibunya tidak menyukainya. Sang ibu menyesali kelahirannya hingga sampai harus dimasukkan ke rumah sakit jiwa.

Elphira hidup bersama ayah dan neneknya. Karena pergi sekolah merupakan hal yang sulit untuk Elphira, ayahnya mengajarnya sendiri di rumah. Namun karena leukemia yang dideritanya semakin parah, sang ayah jadi lekas lelah. Pada saat itulah Sierra, seorang anak laki-laki seumur Elphira, pindah ke kompleks mereka. 

Sierra sangat pintar, baik, dan lembut. Dia juga sangat sabar, bagai malaikat. Sang ayah meminta Sierra untuk menggantikannya mengajar Elphira. Selain mengajarkan ilmu pengetahuan umum, Sierra juga mengajari Elphira tentang warna putih, berusaha memengaruhinya agar bisa menyukainya.

Mengikhlaskan 

Saya langsung menjadi penggemar Ziggy Zesya sejak pertama kali membaca bukunya, Jakarta Sebelum Pagi. Saya mencari buku-buku apa saja yang sudah ditulisnya. Di iPusnas, tentunya. Rela mengantri panjang. Rela mengantri dan mengantri lagi kalau tak selesai juga. Hahaha.

Meski mengaku penggemar, tak semua buku Ziggy saya baca. Saya tak cocok dengan serial Fantasteen-nya. Tema horor dan science fiction tak menarik saya. Bahkan membuat saya menghindar.

Awalnya White Wedding juga saya hindari. Sempat saya pikir sebagai salah satu dari serial Fantasteen. Ada unsur supranaturalnya. Namun kemudian saya pikir toh semua novel Ziggy bertokoh anak-anak kan ya!? Karenanya saya coba baca. Dan ternyata memang gaya berceritanya berbeda dari Air Mata Bulan yang sempat saya selesaikan dan Kala yang belum juga saya lanjutkan.

Kalau saya sempat terhenti membaca e-book yang didistribusikan oleh Mizan Digital Publishing ini, itu karena ternyata temanya cukup mengiris hati. Saat itu sepertinya saya tidak sedang ingin bersedih-sedih. Apalagi saya sendiri juga sudah lama kehilangan ayah, meski tak pada usia semuda Elphira.

Ya. Selain tentang pencarian jati diri, buku ini bertema duka cita. Bagaimana mengikhlaskan kepergian orang tercinta. Yang di sini, bukan hanya soal kepergian ayah Elphira saja.

Dan ya, seperti yang sudah ditunjukkan di sampul depan buku, Sierra adalah malaikat. Dan Sierra jatuh cinta!

Sinopsis Berilustrasi

Setelah lama tak bisa mengakses iPusnas karena adanya perbaruan, White Wedding adalah buku pertama yang saya pinjam akhir Oktober lalu. Di aplikasi iPusnas yang baru itu diperlihatkan ada berapa banyak koleksi buku dan berapa yang tersedia. Untuk White Wedding, terdapat 330 stok buku. Banyak, ya!? Saat saya menulis ini, ada 80 eksemplar yang tersedia.

Karena melihat banyaknya stok itu—dan karena males ribet harus login hampir tiap kali membuka iPusnas versi baru—saya jadi santai membacanya. Kurang motivasi. Padahal sebenarnya buku 249 halaman ini bisa saya selesaikan dengan cepat.

Seperti biasa, Ziggy menuangkan cerita dengan apiknya. Termasuk bagaimana Sierra yang berambut merah dan bermata abu-abu yang membuat saya heran, kok seakan dianggap biasa. Perlahan disebutkan tentang musim semi (hal. 32) dan kemudian turunnya salju di akhir cerita. Jelas bukan di Indonesia, kan!?

Di akhir buku yang terbit tahun 2015 ini Ziggy menambahkan sinopsis berwarna yang sayangnya tak disebutkan siapa ilustratornya. Melihat gayanya sih sepertinya itu gambar Ziggy sendiri.

Playlist

Yang spesial di buku ini--atau saya yang tak terlalu memperhatikan sebelumnya karena sudah lama--disebutkan beberapa lagu di beberapa adegan. Iseng saya mencatatnya, dan saya buat playlist-nya di Spotify. Siapa tau berminat memutarnya untuk menemani membaca! 

  • Nina Bobo, Wieteke van Dort, hal. 23
  • Roses are Red (My Love), Bobby Vinton, hal. 40
  • My Special Angel, Bobby Vinton, hal. 40
  • Raindrops Keep Falling on my Head, B.J. Thomas, hal. 61
  • Oratorio Paulus, Mendelsohnn, hal. 92
  • Calling All Angels, Jane Siberry, hal. 94
  • Smoke Gets in Your Eyes, The Platters, hal. 120
  • Platini, Julien Doré, hal. 203
  • Ratu Peri bagian 3 (The Fairy Queen act III Z. 629, "If love's a sweet passion"), Henry Purcell, hal. 219

Lagu Roses are Red (My Love) saya masukkan sebagai pengganti lagu Red Roses for Mom yang disebutkan di dalam buku tetapi tak saya temukan di Spotify.

29 November yang lalu, di Instagram @ditanahlada, Ziggy mengumumkan kembalinya White Wedding yang kemudian diikuti dengan pengumuman kembalinya buku-bukunya lainnya. Kita tunggu saja!  


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Je Reviendrai avec la Pluie — Ichikawa Takuji

Kita Pergi Hari Ini - Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Detektif Conan (Vol. 100) — Aoyama Gosho