Dua Muka Daun Pintu — Triskaidekaman
Setelah jatuh hati pada Buku Panduan Matematika Terapan, saya mencari buku Triskaidekaman yang lain di iPusnas. Bahkan sebelum berkesempatan membeli BPMT. Atau mungkin justru karena sambil menunggu mendapatkan giliran antrian? Heu ....
Yang jelas, saya sudah mencoba membaca Cara Berbahagia Tanpa Kepala tetapi drop karena nyeri dengan deskripsi melepaskan kepalanya. Hehehe. Tapi memang demikian. Saat nyeri hilang, sudah terlanjur dekat akhir masa pinjam, tak berhasil menyelesaikan, dan harus antri lagi.
Saya juga sempat mencoba Cad*l, tetapi tidak bisa masuk dalam cerita. Dan akhirnya, setelah berhasil menyelesaikan BPMT, saya menemukan Dua Muka Daun Pintu.
Kisah Pintu Baja
Menceritakan tentang sebuah pintu. Bukan pintu biasa. Pintu dalam cerita ini adalah sebuah pintu baja penjaga sel isolasi rahasia. Di dalamnya ada Garda yang mengaku sebagai seorang aktivis, pemimpin gerakan melawan penghapusan ingatan.
Dalam kesehariannya, Garda yang tak memiliki banyak interaksi dengan manusia lain kecuali petugas yang memberinya makan, memandikan, dan menyuntiknya, sering mengajaknya berbincang. Garda suka menceritakan kisah hidupnya meski tak detil, juga membacakan berita dari koran yang kadang berhasil diselundupkan.
Suatu hari, Si Pintu diundang ke dalam Forum Pintu Sedunia. Di sana dia berkenalan dengan berbagai macam pintu yang berasal dari segala penjuru dunia. Dari pengalaman-pengalaman yang didengarnya, Si Pintu menyusun rencana untuk membebaskan Garda dari penjara.
Filosofi Pintu
Tokoh utama novel ini adalah sebuah pintu. Cerita disampaikan dengan sudut pandang orang pertama oleh pintu itu. Sengaja saya menuliskannya dengan diawali huruf kapital untuk membedakan antara pintu secara umum dan Pintu tokoh utama. Untuk tidak membingungkan saya pribadi! Hehehe.
Tentu saja, cerita tentang pintu banyak muatan filosofisnya. Ada kepasrahan bagaimana pintu tak bisa memilih dilahirkan sebagai apa: dengan bahan apa dan ditempatkan di mana. Pintu tak bisa menghindari nasibnya: bagaimana dia diperlakukan, terutama oleh manusia. Pintu sering kali tak berdaya melihat kondisi sekelilingnya.
Namun di sini ada pintu-pintu yang bisa melawan takdir. Ada pintu yang bisa beraksi dan tak hanya pasrah menjadi saksi. Dan penulis menyajikannya dengan cara unik: mengaitkannya dengan kejadian yang nyata terjadi!
Saya mencatat ada kasus Blanche Monnier yang disekap ibunya (hal. 43), lalu kasus penculikan dan pembunuhan bayi dari penerbang Charles Lindbergh (hal. 45), ada pula kasus Joyce Vincent yang kematiannya baru diketahu dua tahun sesudahnya (hal. 46). Di kasus pertama, pintu loteng mengaku sebagai penulis surat yang memberi petunjuk tentang penyekapan itu. Namun di dua kasus yang lain, pintu tak bisa berbuat apa-apa.
Manusia dirancang untuk berlari dan minta tolong. Bukan kami, para pintu yang malang.
(hal. 46)
Mulai Remaja
Buku yang saya baca di iPusnas ini merupakan versi digital 2022 dari cetakan pertama September 2021. Novel ini adalah yang terbaru dari Triskaidekaman yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama, dan sempat masuk dalam nominasi Buku Sastra Pilihan Tempo 2021 dalam kategori prosa.
Oleh penerbit, buku ini dikategorikan untuk pembaca usia 17 tahun ke atas. Untuk tema kekerasan dalam penjara? Atau untuk kisah filosofisnya?
Menurut saya buku ini bisa dibaca mulai usia remaja. 13 atau 15 tahun lah. Bahasanya tak sulit, jalan kisahnya menarik, dan mengundang penasaran untuk menyelesaikannya. Kalau saya tak membacanya dengan cepat, itu didukung dengan masa pinjam yang di versi baru aplikasi iPusnas jadi 14 hari, tak hanya 5 hari seperti sebelumnya!
Setelah Dua Muka Daun Pintu, Triskaidekaman menulis Cara Terampuh Membasmi Nyamuk yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Mojok pada Maret 2023 yang lalu. Penasaran juga tuh. Tapi karena belum terlihat di iPusnas, harus tunggu periode mudik berikutnya nih, sepertinya!
Komentar
Posting Komentar