Buku Panduan Matematika Terapan — Triskaidekaman

Buku Panduan Matematika Terapan karya Triskaidekaman ini saya baca di urutan ketiga dari buku-buku hasil belanja selama liburan di Indonesia, didorong oleh tantangan Baca Buku GPU bulan September yang bertema Buku yang Pertama Kali Ditulis Sang Penulis. Ikut tantangannya sih gagal. Padahal sebenarnya saya berhasil menyelesaikan buku ini sebelum jatuh tempo.

Tak sampai seminggu, saya menyelesaikannya. Heran juga, mengapa saya terhambat saat membacanya di iPusnas dulu. Memang sudah rezekinya harus beli, sepertinya ya!? Hahaha. Nggak nyesel kok! Sama sekali!

Anak-anak Istimewa

Menceritakan tentang perjalanan hidup seorang anak perempuan yang ibunya meninggal saat melahirkan dan hanya meninggalkan pesan bahwa si bayi bernama Mantisa. Tanpa mengenal ayahnya, perawat rumah sakit menitipkannya ke Gardastari yang sudah biasa mengasuh anak-anak sebatang kara.

Mantisa tumbuh menjadi anak yang sangat cerdas. Saking cerdasnya, Tari sering dibuat pusing oleh pertanyaan-pertanyaannya. Kecerdasannya juga membuatnya terlihat aneh sehingga tak ada orang yang mau mengadopsinya.

Mantisa sulit bergaul dengan teman pantinya. Hanya ada Tarsa yang bisa mengimbangi obrolannya. Sayangnya Tarsa kemudian menghilang setelah bertengkar hebat dengan Tari. Lalu ada Yuni, seorang pembantu di panti yang memberinya buku, jika ada yang  ditemukannya, secara sembunyi-sembunyi. 

Keingintahuannya tidak terpenuhi di sekolah, Mantisa senang sekali saat menemukan sebuah perpustakaan. Di sana dia bertemu dengan Sekar yang menunjukkannya pada ruang disimpannya buku-buku terlarang. Dan di sana dia juga bertemu dengan Prima, yang sudah sempat ditemuinya dalam mimpi-mimpinya.

Bukan Buku Non Fiksi!

Saat saya mengabarkan membeli dan sedang membaca Buku Panduan Matematika Terapan, mereka yang tak terlalu mengenal saya kagum. Mereka yang mengenal saya heran. Kok saya baca buku serius? Banyak yang mengira bahwa buku ini non fiksi! Hahaha. Tenaaang. Saya masih belum sesemangat itu, kok! 

Memang buku ini disusun dengan memasukkan banyak unsur matematika. Bahkan pembagian babnya pun mengambil judul istilah matematika "umum" di bagian dengan sudut pandang Prima, dan Heksagram I Ching untuk sudut pandang Mantisa. Heksagram I Ching baru saya dengar dari buku ini. Yang masuk dalam "umum"-pun masih banyak yang belum pernah saya ketahui. Bisa disimpulkan bahwa kebanyakan teori matematika dalam buku ini yaaa saya skip saja. Tidak mengurangi kenikmatan membaca kok! Paling tidak untuk saya.

Ya, buku dipecah dalam dua jalur cerita: sisi Mantisa dan sisi Prima. Saya pikir, keduanya paralel, dalam setting waktu yang sama. Namun sepertinya saya tidak sepenuhnya benar. Dan ini baru saya dapati di akhir buku!

Eksistensi

Awal buku ini membuat saya nyeri. Penceritaan kelahiran Mantisa digambarkan dengan cukup grafis. Saya khawatir apakah kelanjutan buku akan demikian pula. Syukurlah ternyata tidak.

Penceritaan novel ini unik. Beberapa kali saya tersadar bahwa tak ada dialog, terutama di sisi Prima yang menggunakan sudut pandang orang kedua, tetapi saya menikmatinya. Penulis menyusun paragraf dengan kalimat-kalimat yang berima. Indah sekali, meski saya tak yakin benar-benar memahaminya.

Seiring perjalanan membaca membuat saya sedikit demi sedikit memahami bagaimana persoalan P-NP merupakan benang merah yang dipilih penulis untuk membawa pembaca ke pertanyaan dalam tentang eksistensi.

Bagaimana jika rentetan semua ini [...] adalah semata-mata fiksi yang digoreskan semesta untuk sekedar menghibur manusia-manusia yang fana, namun sering lupa bahwa suatu saat mereka pun akan mati? (Hal. 281)

Buku ini dikategorikan Penerbit Gramedia Pustaka Utama untuk pembaca 16 tahun ke atas. Tak yakin karena sedikit konten kekerasan atau konten seksual non eksplisit. Atau karena materi matematikanya yang baru diberikan di tingkat SMA atau bahkan perguruan tinggi?

Yang jelas, akhir buku ini membuat saya bingung. Membuyarkan semua keyakinan saya sepanjang membaca. Jadi tak yakin ini cerita puitis-romantis-filosofis-matematika, tentang mimpi dan halusinasi, teori kuantum, atau pemaparan pikiran gila penulisnya karakter-karakternya? Hehehe.

Buku Pertama

Kebetulan sekali saya membeli buku ini tak lama sesudah terbitnya versi sampul baru, Januari 2024. Cetakan keempat!

Novel 350 halaman ini merupakan novel pertama yang ditulis oleh Triskaidekaman. Terbit pertama kali pada April 2018, Buku Panduan Matematika Terapan memenangi Unnes International Writing Contest 2017 dan masuk nominasi Kusala Sastra Khatulistiwa 2017 untuk kategori buku pertama/kedua. Jelas membuat penasaran untuk membaca buku-bukunya yang lain, kan!?

Saat menunggu antrian melanjutkan di iPusnas, saya sempat mencoba membaca Cara Berbahagia tanpa Kepala tetapi mandeg. Bukan karena kehabisan waktu. Saya tak bisa masuk ke dalam cerita. 

Saya perlu mencobanya lagi. Mungkin buku yang lain. Seingat saya ada di iPusnas juga. Karena sayang sekali, sampai saat saya menulis ini, iPusnas belum bisa saya akses kembali sejak dilakukan update. Dan ... belum ada rencana mudik lagi untuk bisa membeli versi fisiknya! 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Je Reviendrai avec la Pluie — Ichikawa Takuji

Kita Pergi Hari Ini - Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Detektif Conan (Vol. 100) — Aoyama Gosho