School Nurse Ahn Eunyeong — Chung Serang
Sejak The Good Son, tak ada putusnya saya mendapatkan buku yang saya antri di iPusnas. Belum selesai satu, sudah datang yang lain. Menuliskan ulasannya pun belum sempat, masa pinjam sudah habis.
Karena itu saya ingin cepat-cepat mencatat tentang novel School Nurse Ahn Eunyeong (보건교사 안은영) yang baru saya selesaikan saja dulu. Mumpung masih bisa buka-buka bukunya, dan masih segar di ingatan juga.
Perjalanan Perawat Sekolah
Menceritakan tentang Ahn Eunyeong, seorang perawat sekolah yang unik. Sejak kecil dia bisa melihat jeli-jeli yang merupakan representasi dari pikiran dan perasaan manusia. Baik manusia yang masih hidup, maupun yang sudah meninggal.
Ada jeli yang tidak mengganggu, ada pula jeli yang buruk. Eunyoung membasmi jeli-jeli yang berbahaya itu dengan menggunakan pistol BB dan pedang plastik berlampu warna-warni, yang diselimutinya dengan energinya sendiri.
Eunyoung bukan orang yang mudah membenci orang lain. Bukan karena ia menyukai orang pada umumnya, melainkan karena membenci orang membutuhkan energi.(Hal. 92)
Sejak awal bekerja di SMA M, Eunyoung sudah langsung merasakan adanya kekuatan jahat di sana. Kekuatan jahat itu rupanya bersumber dari sumur yang ditutup, yang terletak di ruang bawah tanah sekolah yang terkunci.
Di SMA M itu Eunyeong bertemu dengan Hong Inpyo, guru Sastra Klasik yang juga merupakan cucu pendiri sekolah. Inpyo dilingkupi aura energi yang sangat besar. Dengan berpegangan tangan, Inpyo bisa mengalirkan energinya ke Eunyeong untuk bisa menggunakan senjata-senjatanya lebih lama dan menjadikannya lebih kuat.
Bersama, mereka berusaha menyelamatkan para siswa dari bahaya.
Buku yang Absurd
Buku ini absurd. Penulisnya sendiri menyatakan menulisnya untuk bersenang-senang. Saya sempat ragu memasukkannya ke wishlist iPusnas, mengingat sudah sempat menonton dramanya yang juga absurd saat pertama tayang tahun 2020 di Netflix. Saya tertarik dengan akting Nam Joo Hyuk yang berbeda peran dari drama-dramanya yang pernah saya tonton sebelumnya.
Tujuanku menulis cerita ini hanyalah untuk bersenang-senang.(Hal. 266)
Saat membaca novelnya, agak bingung juga kenapa memilih Nam Joo Hyuk sebagai pemeran Hong Inpyo. Secara eksplisit, di awal cerita penulis mendeskripsikan fisik Hong Inpyo mirip dengan Gaspard Ulliel (hal. 18), aktor Prancis kelahiran 1984 yang meninggal dunia Januari 2022 lalu setelah mengalami kecelakaan ski. Tapi memang siapa aktor Korea yang lebih mirip Gaspard Ulliel?
Dalam adaptasi drama, arsip perawat Eunyeong disajikan berbeda. Tidak berturutan seperti yang tercantum dalam novel. Dari sebelas bab novel menjadi enam episode drama, wajar saja. Dan bagus juga sih.
Anda dan aku hanyalah bagian dari sistem. Aku tahu itu setelah belajar komputer. Kalau ada virus di dalam komputer, pasti akan ada penangkalnya. Itulah peran kita.(Hal. 197)
Dalam novel, tiap bab terasa terpisah. Ada bagian yang melompat. Bahkan ada beberapa yang seakan out of topic. Meski dalam drama ada beberapa hal yang menurut saya sayang untuk dilewatkan, semua jadi lebih terasa berkaitan, berkurang keabsurdan dari segi alur ceritanya.
Ada beberapa konflik yang diubah. Ada beberapa tokoh yang tidak dimunculkan, ada beberapa yang ditambahkan. Ada beberapa karakter yang diberi peran lebih banyak. Ada tokoh laki-laki di novel yang di drama diganti menjadi perempuan. Di dalam novel, nuansa romance-nya lebih terasa.
Saya hanya sedikit mempertanyakan penggantian nama beberapa tokohnya. Di bagian "Kata Penulis" di akhir buku dijelaskan alasan-alasan pemilihan nama tokoh dalam novel yang cukup unik. Mungkin ada alasan lain untuk pemilihan nama dalam adaptasi dramanya? Saya belum sempat menggali.
Menghibur
Menurut penerbit Gramedia Pustaka Utama, buku karya Chung Serang yang dialihbahasakan oleh Iingliana ini disarankan untuk pembaca 17 tahun ke atas. Saya sendiri merasa bahwa buku 272 halaman ini bisa dibaca remaja mulai 13 tahun, seperti yang disarankan untuk dramanya. Dengan catatan bahwa ada bahasan tentang perundungan, bunuh diri, dan homoseksualitas. Beberapa adegan menampilkan kekerasan, dan beberapa penggambaran cukup menyeramkan. Apalagi mungkin bagi mereka yang belum menonton dramanya. Imajinasinya bisa lebih bebas, kan!?
Ya, bahasannya memang tidak ringan. Namun buku ini cukup menghibur dan mudah dibaca dengan tema fantastis absurdnya. Layak dinikmati meski sudah menonton dramanya.
Karena sok kenal sok dekat lebih baik daripada pura-pura bego.(Hal. 202)
Membaca novelnya, saya jadi lebih memahami hal-hal yang tak saya pahami dalam drama. Dan sebaliknya harus diakui bahwa saya bisa lebih mudah memahami bukunya karena sudah menonton versi dramanya sebelumnya.
Mau tahu apa yang terjadi di rumah Radi/Raedi? Ingin tahu cerita tentang bebek-bebek yang terlihat di drama? Baca novelnya!
(20230508)
Komentar
Posting Komentar