Je Chante et la Montagne Danse — Irene Solà

Pertemuan Club Lecture 25 Maret yang lalu membahas buku Je Chante et la Montagne Danse (Aku Menyanyi dan Gunung pun Menari). Buku ini merupakan terjemahan dari buku berbahasa Katalan Canto jo i la muntanya balla karya Irene Solà. 

Kisah dari Pegunungan Pirenia

Di awal buku ada awan yang bercerita tentang Domenec yang meninggal disambar petir saat hendak mengurusi sapi-sapinya di hutan. Lalu ada empat wanita penyihir yang tinggal di gua. Kemudian ada Sio, yang sepeninggal Domenec harus mengurus kedua anak mereka, Hilari dan Mia, dan juga mertuanya, Ton. Narasi dilanjutkan oleh jamur trompet hitam.

Beberapa tahun kemudian, Hilari terbunuh dalam kecelakaan berburu. Peluru dari senapan sahabatnya Jaume menyasar di kepalanya, bukannya di tubuh rusa yang mereka bidik. Jaume yang merasa bersalah tak mampu kembali ke kampung mereka setelah keluar dari penjara lima tahunnya. 

Semua menjalani perjalanan masing-masing. Termasuk rusa yang selamat dari buruan dan melarikan diri. Juga lapisan bumi yang bertabrakan dan melahirkan gunung. Dan Hilari yang menciptakan puisi di alamnya.

Bukan Novel

Sabtu itu saya terlambat datang. Saya ketinggalan bus yang biasa saya naiki. Dan tentu saja, di saat-saat seperti itu bus berikutnya terlambat! Saya tetap pergi. Meski memang saya peserta terakhir yang hadir. 

Seperti yang saya sampaikan di forum, saya hadir karena ingin memahami. Saya tidak mengerti isi buku ini. Bukan dalam hal kata per kata. Bukan dalam hal kalimat-kalimat tersiratnya. Namun dalam hal keseluruhan bukunya. Apa sebenarnya ceritanya?

Sebelum para peserta diberi kesempatan bicara itu, Nathalie, animatrice club (semacam moderator acara), sempat menyampaikan bahwa mungkin buku ini tidak bisa disebut novel. Dan saya menyatakan sedikit lega.

Saya merasakan keindahan bahasa yang digunakan. Merasakan puitisnya penceritaaan di masing-masing bagian. Namun saya tak benar-benar bisa menangkap apa kaitan di antara semua bagian itu.

Dari pertemuan, saya mendapati memang tak perlu mencari kesimpulan cerita dari buku. Saya saja yang terlalu memusingkan itu. Sudah tepat bila sudah bisa menikmati per bagiannya. Kalau memang mau mencari kaitan antara tulisan-tulisan itu, jawabannya mungkin hanya gunung-lah benang merahya.

Untuk Keindahan Bahasa

Buku ini dipilih dalam rangka Printemps des poetes, musim semi penyair, yang diselenggarakan tiap akhir Maret, saat kedatangan musim semi. Kalau dilihat dari sisi puitisnya, tak diragukan lagi.

Saya sempat ragu apakah membelinya dalam terjemahan bahasa Inggris atau Prancis. Lalu tertarik pada penerjemahnya, Edmond Raillard, yang ternama sebagai penerjemah bahasa Kastilia dan Katalan, dan meraih berbagai penghargaan. Dan kemudian saya dapati bahwa ternyata penerjemah dalam bahasa Inggrisnya pun tak kalah kerennya.

Irene Sola sendiri dikenal sebagai penyair. Buku pertamanya, Bèstia (Beast, (Binatang) Buas) merupakan kumpulan puisi dan meraih penghargaan. Buku Canto jo i la muntanya balla ini sendiri meraih empat penghargaan literatur, salah satunya Penghargaan Literatur Uni Eropa pada tahun 2019. 

Buku yang unik dan sayang untuk dilewatkan. Bagi mereka yang ingin menikmati keindahan bahasa, dan tidak terlalu mencari cerita. Entah apakah suatu saat akan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Je Reviendrai avec la Pluie — Ichikawa Takuji

Kita Pergi Hari Ini - Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Detektif Conan (Vol. 100) — Aoyama Gosho