La France vue par Madame Hibou - Emmanuel Lemaire

Saya sedang menimbang-nimbang mau beli di mana, saat seorang sahabat mengirim pesan di whatsapp, "Fi, kamu mau bukunya Emmanuel Lemaire bertanda tangan?" Saya yang kebetulan sedang online lekas menjawab, "Mauuuu!"

Saya sudah mendengar rangkaian acara temu pembaca Emmanuel Lemaire berkaitan dengan terbitnya komik ke duanya bulan September 2022 yang baru lalu. Bahkan saya sempat mengomentari postingnya di instagram, menanyakan apakah ada acara di daerah saya, yang dijawabnya dengan sayang sekali tidak. Kebetulan sahabat saya yang memang saat itu sedang bertugas di Paris diundang langsung oleh penulis ke acaranya...

Senang sekali akhirnya saya tetap bisa mendapatkan komik La France vue par Madame Hibou bertanda tangan. Saya pun tak perlu bingung lagi, mau memesan online atau di toko buku independen di kota. Cukup duduk manis di rumah, dapat kiriman kado ulang tahun yang kecepatan dari sahabat tersayang...


Rangkuman Posting Instagram

Setelah menelurkan komik Ma voisine est Indonésiénne Januari 2021 lalu, Emmanuel Lemaire kembali menerbitkan komik dengan tokoh diaspora Indonesia tetangganya yang dijulukinya Madame Hibou...

Komik barunya ini berisi kumpulan cerita yang sudah ditayangkannya secara teratur mulai Mei 2021 di instagram @emmanuelemaire. Sebagai followernya, tentu saja saya sudah membaca sebagian besar ceritanya. Namun memegang langsung bukunya, membuka-buka lembarnya, tersenyum, tertawa, balik lagi ke halaman sebelumnya, ... jelas membawa sensasi tersendiri yang berbeda!...

Kalau komik sebelumnya berisi satu kesatuan cerita, komik yang baru ini berisi potongan cerita-cerita pendek. Kisah tentang kesan Madame Hibou akan negeri perantauannya: tentang iklimnya, penduduknya, budayanya, termasuk juga makanannya...

Kali ini Emmanuel Lemaire menambahkan sedikit sentuhan warna. Warna merah untuk pakaian Madame Hibou, sedikit biru untuk masker, dan warna-warni cukup mendetail untuk makanan. Secara keseluruhan, mayoritas masih tetap hitam-putih seperti komik sebelumnya...

Potret Perempuan Indonesia di Perantauan

Sama seperti di buku pertamanya, saya tetap suka cara Emmanuel Lemaire menceritakan Indonesia. Gaya penulisannya tidak karikatural. Saya melihat keterbukaan wawasan, dan usahanya dalam mencari informasi yang faktual. Tentu saja ini didukung oleh tetangganya. Inspirasinya. Sumber kisah-kisahnya...

Sampai sekarang saya belum berkenalan secara pribadi dengan Madame Hibou. Hanya saya ketahui namanya Yessy Yasminy, seperti yang tertulis dalam ucapan terima kasih si dalam buku, dan bukan Iriany seperti yang disebutkan tokoh Madame Hibou sendiri di bagian awal kisah di buku pertama. Mbak Yessy ini ikut hadir dalam temu pembaca, dan menandatangani komik baru, hadiah dari sahabat saya itu, dengan menuliskan nama lengkapnya...


Dari kisah-kisah Madame Hibou, saya menangkap mbak Yessy adalah seorang yang terpelajar, cerdas, dan berwawasan luas. Penggambaran perempuan perantau Indonesia jadi lebih menarik, jauh dari karikatur pendatang. Saya tak bisa membayangkan kalau Manu (nama tokoh komikus di dalam buku, kependekan dari Emmanuel) ketemunya sama saya, ibu-ibu rumahan saja. Mosok ceritanya muter dari dapur, antar-jemput anak, dan belanja saja? Paling tambah membaca lalu menulis ulasan ala-ala?...

Sebagai sesama perempuan Indonesia, saya merasa relate dengan komentar "tinggal di negara kepulauan terbesar di dunia kok nggak bisa berenang?" yang diterimanya dari Manu. Atau bagaimana madame Hibou menggunakan nama ke duanya sebagai nama keluarga di Prancis, seperti saya yang menggunakan nama ke tiga karena sama-sama tak memiliki nama keluarga selayaknya kebanyakan orang Indonesia...

Jangan Pergi?

Masih diterbitkan éditions Delcourt dalam collection Shampooing, komik kali ini berjumlah 160 halaman, lebih tebal dari sebelumnya yang hanya 128 halaman...

Di akhir cerita, Madame Hibou bertanya-tanya akan masa depannya. Apakah dia pulang ke Indonesia, atau akan tetap tinggal di negara yang jauh dari keluarganya ini?...

Manu menahannya. Ada dia di Prancis. Sejak berkenalan dengan Madame Hibou, hidupnya jadi lebih berwarna. Saya pun demikian. Masih menunggu petualangan Madame Hibou berikutnya... 

Tapi keputusan tentunya ada di tangan Madame Hibou. Saya tidak bisa membantu memberi jawaban yang tepat, karena saya sendiri pun memiliki pertanyaan yang sama...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Je Reviendrai avec la Pluie — Ichikawa Takuji

Kita Pergi Hari Ini - Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Detektif Conan (Vol. 100) — Aoyama Gosho