The Dallergut Dream Department Store — Miye Lee
The Dallergut Dream Department Store adalah buku kedua yang saya pinjam dari Digital Library of Korean Literature. Novel karya Miye Lee ini saya dapatkan setelah melalui masa tunggu. Penasaran, karena sempat melihat saat liburan ke Indonesia tahun lalu.
Sebelum membaca sinopsis di sampul belakangnya, sampul depannya saja sudah sangat menarik perhatian saya, waktu itu. Namun saya tak langsung membelinya karena sudah ada buku keduanya! Sedangkan ternyata, untuk versi bahasa Inggrisnya, jilid pertamanya saja baru rilis 9 Juli 2024!
Mal Penjual Mimpi
Novel ini berlatar di sebuah dunia fantastis di mana terdapat pusat-pusat perbelanjaan yang menjual mimpi. Salah satunya adalah yang dikelola oleh keluarga Dallergut.
Mimpi yang dimaksud di sini adalah dalam arti yang dialami atau dilihat saat tidur. Bukan mimpi dalam arti angan-angan.
Untuk mengunjungi pusat perbelanjaan ini, pembeli harus dalam keadaan tertidur. Entah itu tidur malam atau tidur siang. Atau tertidur secara tak sengaja. Saat meeting misalnya. Atau para siswa yang lelah dan bosan di kelas.
Saat terbangun, mereka tak akan ingat bahwa pernah membeli mimpi. Pembayarannya dilakukan belakangan, setelah pembeli mendapatkan apa yang diharapkannya saat membeli mimpi; hati yang berdebar karena bahagia, ketegangan karena mimpi horor, tumbuhnya kepercayaan diri dari mimpi yang menginspirasi, ...
Penny yang merupakan seorang pegawai baru, mempelajari cara kerja pusat perbelanjaan Dallergut. Dia berkenalan dengan para personil di sana. Selain itu, dia bertemu dengan para klien dan juga para pembuat mimpi.
Genre Fantastis
Ulasan ini sudah mulai saya susun sejak menyelesaikan bukunya di pertengahan Mei yang lalu. Namun terbengkalai. Saya malah sempat membaginya pada Pertemuan Klub Buku KLIP pada akhir Mei. Rekamannya bisa disimak sebagai Podcast KBK di Spotify.
Seperti yang saya ungkapkan pada Pertemuan KBK, sebelum membaca saya tak memperhatikan deskripsi buku ini dengan seksama. Saya cukup tak menduga, mendapati setelah memulai membaca, bahwa buku ini ternyata bergenre fantastis. Saya pikir feel good novel biasa saja. Namun saya menikmatinya.
Mekanisme penjualan mimpi dipaparkan dengan jelas. Demikian juga prosesi pembuatan paket-paket mimpinya, alasan pembuatannya, detil mimpinya, bahwa pembayarannya dengan sistem pay later, ... Semua terasa bisa diterima dengan akal. Meski tentu saja ini adalah fantasi penulisnya. Betul khayalan saja, kan!? Eh? Hehehe.
Buku ini mungkin terasa datar saja bagi beberapa pembaca. Tidak ada konflik yang cukup berarti. Namun ada banyak hikmah yang terselip di sana-sini. Kebanyakan yang berkaitan dengan mimpi—baik sebagai bunga tidur maupun harapan dan angan-angan—dan pentingnya tidur yang cukup, yang semua itu dipaparkan dengan selipan humor yang menghibur.
Novel yang ditulis oleh insinyur teknik material yang (sempat?) bekerja di Samsung ini awalnya diterbitkan dengan crowdfunding. Penerjemahnya, Sandy Joosun Lee, tinggal di Korea. Di akhir buku dia menjelaskan penggunaan present tense di beberapa bagian yang sempat membuat saya bingung, karena tetiba berubah dari penerjemahan di awal buku yang menggunakan past tense.
Menanti Jilid Kedua
Di Indonesia, novel yang menurut saya bisa dibaca mulai usia remaja ini telah diterjemahkan dan diterbitkan oleh Penerbit Baca. Sudah ada buku keduanya juga. Karena sudah ada dua begitulah saya jadi urung membelinya. Heu....
Buku kedua dalam versi bahasa Inggris baru terbit 24 Juni 2025 yang lalu. Saya sudah mengantri di DLKL sejak 22 Mei, dan saat menulis ini masih harus menunggu paling tidak selama 6 bulan!!!
Saya dapati, versi Prancis untuk jilid kedua ini sendiri baru akan terbit 22 Agustus nanti. Itupun mash versi broche. Jadi, sepertinya saya memang masih harus bersabar lagi!
Komentar
Posting Komentar