Orang Asing — Albert Camus

Seperti 7 tahun belakangan ini, saya mengikuti 30 Hari Bercerita, tantangan menulis di instagram selama bulan Januari. Temanya bebas. Hanya beberapa hari ditentukan.

Tema pertama "stranger" yang jatuh pada tanggal 10 kemarin membuat saya membaca ulang karya pertama Albert Camus. Kali ini berbahasa Indonesia. Jadilah Orang Asing yang saya pinjam di iPusnas ini menjadi buku yang pertama saya baca dari awal sampai selesai di tahun 2024!

Kisah Meursault di Aljazair

Cerita bermula saat Meursault menerima kabar meninggalnya ibunya. Sudah tiga tahun sang ibu pisah rumah dengannya, pindah ke panti wreda di Marenggo, 80 km dari Aljazair. Sudah setahun Meursault tidak menengoknya di sana.

Meursault meminta cuti mulai hari Kamis untuk menghadiri pemakaman di hari Jumat. Jumat sore dia sudah kembali ke Aljazair. Dia baru tersadar bahwa dengan mengambil cuti Kamis dan Jumat, dia tak perlu bekerja sampai Senin. Praktis dia libur empat hari!

Suatu hari Raymond, tetangga apartemennya, mengundangnya makan. Mereka minum-minum dan Raymond mulai menceritakan sebuah masalah. Rupanya dia ingin meminta bantuan Meursault untuk menulis surat kepada pacarnya yang dianggap mengkhianatinya.

Permasalahan Raymond berbuntut panjang. Kakak si pacar tidak terima dan mendatanginya. Raymond malah membalas dengan menganiaya pacarnya. Sejak itu, Raymond merasa selalu diikuti oleh kakak si pacar. Bahkan sampai saat Raymond bertandang ke rumah seorang temannya dengan mengajak Meursault.

Terjadi pertikaian yang mulanya sempat mereda. Namun kemudian berakhir dengan pembunuhan kakak si pacar oleh Meursault.

Meursault yang Tidak Biasa

Saya pertama kali membaca buku ini tahun 2019. Saat itu Ucok baru saja melalui Bac Français, ujian akhir SMA bidang studi Bahasa Prancis yang diberikan ke siswa premier (kelas 11). Dia merekomendasikan L'Etranger pada saya. Pasti saya suka, katanya. Dan memang saya suka!

Awal membaca, saya pikir novel ini akan menceritakan tentang kehidupan Meursault sebagai orang asing di Aljazair. Sebagai bule di negeri Magreb lah. Karena di setting cerita, saat itu Aljazair di bawah pendudukan Prancis. Ternyata bukan!

Asing di sini lebih merujuk ke keasingan Meursault. Keasingannya pada dunia di sekelilingnya. Dia tak memahami norma sosial yang dipegang masyarakat secara umum. Dan dia tak menangkap pula saat orang lain berusaha memberinya pengertian soal itu.

Marie, perempuan yang dekat dengannya pun putus asa. Dia berusaha mendefinisikan hubungan mereka. Mau dibawa ke mana. Meursault menjalani hidupnya dari hari ke hari tanpa tujuan masa depan yang jelas.

Karakter Meursault tentu jadi dianggap aneh. Dia dipandang asing oleh orang-orang di sekitarnya yang tak memahami jalan pikirannya. Termasuk juga bagi saya sendiri sebagai pembaca. Saya tak mengerti dengan cara berpikirnya yang kemudian menempatkannya dalam posisi genting begitu.

Penerjemahan

Saya merasa agak kesulitan membaca terjemahan dalam bahasa Indonesia. Mungkin pemilihan katanya yang menurut saya kurang pas. Saya perlu mengecek arti "ban"—mungkin perlu dijelaskan dengan "ban lengan"—dan "gendak"—saya lebih terbiasa dengan penggunaan kata "(wanita) simpanan"—ke dalam KBBI Daring.

Beberapa pemilihan kata membuat saya bertanya-tanya juga. Mengapa "kaki lima" dan bukannya "trotoar". Mengapa "pembalut" dan bukan "perban"? Mengapa "pembela" dan bukan "pengacara"? Apa karena pengaruh versi terjemahan 1985 yang diterbitkan oleh Djambatan?

Ada beberapa penerjemahan lain yang tidak salah, tapi kurang sesuai dengan konteks. Ada terlalu banyak kesalahan ketik. Mungkin tak banyak. Tapi dengan novel yang hanya 124 halaman, kesalahan-kesalahan itu cukup mengganggu. Mengganggu saya, yang jelas, ya! Hehehe.

Versi bahasa Prancisnya sendiri memang cenderung mudah untuk dibaca. Kalimatnya pendek-pendek dan kosa kata yang digunakan sederhana. Seperti yang dijelaskan juga dalam prakata penerjemah Ibu Apsanti Djokosujatno, novel ini menggunakan konjugasi passé composé yang biasa digunakan sehari-hari, dan bukannya passé simple yang biasa digunakan dalam penceritaan.

Novel yang Tidak Sederhana

Tahun ini giliran Butet yang akan menjalani Bac Français. Buku ini masih masuk dalam bahan ujian. Namun untuk presentasi, Butet memilih buku lain. Gurunya sendiri sudah memperingatkan para siswa bahwa novel ini tak sesederhana itu.

Dalam, memang. Banyak konotasi dan kiasan—matahari yang berperan besar dalam cerita. Ada misi Albert Camus yang ingin disampaikan—misalnya mengenai hukuman mati. Namun apakah sesulit itu?

Mungkin saya sudah terpengaruh berbagai analisis dan reviu tentang buku ini sebelumnya? Mungkin memang pemahaman saya salah? Tidak sepenuhnya benar?

Yang jelas, saya menyelesaikan buku terbitan Yayasan Pustaka Obor Indonesia ini dalam semalam saja. Terpicu mengejar tulisan untuk 30HBC juga sih, jelas! Hahaha.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Je Reviendrai avec la Pluie — Ichikawa Takuji

Kita Pergi Hari Ini - Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Detektif Conan (Vol. 100) — Aoyama Gosho