Continuum — Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Sebenarnya saya sudah pernah mendapatkan buku Continuum sebelumnya di iPusnas. Namun waktu itu tak sempat membacanya sampai tuntas. Menganggap enteng. Hanya 90an halaman saja. Eh, tau-tau kelewat masa pinjamnya dong ah! 

Sebagai fan absolut dari Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie—meski untuk menulis namanya saya masih memilih untuk copy-paste ketimbang salah eja—, tentu saja saya mengantri lagi. Lama, jelas! Karenanya, senang sekali bisa mendapatkannya semingguan yang lalu. Apalagi saat tak ada bacaan (jangan hiraukan teriakan buku untuk pertemuan Club Lecture akhir Juni nanti dan buku-buku lain yang menumpuk minta diselesaikan).

Bukan Buku Anak

Buku ini berbahasa Inggris. Saya belum pernah melihat versi fisiknya yang dicetak hard cover dengan ukuran 18x21 cm. Saya rasa format ini cocok untuk buku bergambar, dengan ilustrasi yang menghiasi tiap halamannya. Ilustrasi yang digambar sendiri oleh Ziggy!

Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia mendeskripsikan buku ini sebagai buku yang "berisi kisah-kisah ringkas tentang anak-anak dan masalah-masalah yang belum mereka mengerti". Namun penerbit juga melanjutkan dengan bahwa buku ini bukan buku ilustrasi anak-anak, meski penampakannya demikian. 

Membaca sinopsis di sampul belakang bukunya, kita bisa langsung menangkapnya, sih, sebenarnya.

Do you know how, in the movies, when someone dies, the grown-ups will say that this dead person had become a star in heaven?

This is a story of why you shouldn’t tell that crap to children.

Pada kenyataannya, saya lihat buku ini masih suka disebut sebagai buku untuk anak!

Kumpulan kisah? Saya kurang sependapat. Kesannya seperti kumcer saja. Saya lihat, tidak semua bab bisa berdiri sendiri. Semua berkelanjutan. Ditandai dengan di awal buku yang menyebutkan: This is a story of a sky sailor (hal. 8).

Kisah Tentang Penjelajah Langit

Kisah dimulai dengan Little Tom yang menceritakan masa kecilnya, di mana ibunya membawanya ke balkon dan mengajaknya memandang langit malam. Kata ibunya, di langit sana ada seseorang yang sangat mencintainya. Namun ibu tak menjawab saat Tom bertanya siapakah orang itu. An oddity in the sky, katanya.

Cerita bergulir ke Farpoint, di mana ada ilustrasi seorang astronot berdiri berdua dengan seorang wanita. Salah satunya berkata bahwa mereka seperti kereta api; mereka tidak melakukan perjalanan bersama, mereka hanya bertemu (hal.16).

Bab Mean Red yang mengikutinya menceritakan tentang anak perempuan kecil. Tentang masa kecil si ibu kah? Tidak dijelaskan.

Kisah inti bersambung di bab berikutnya, Rumour from Ground Control. Di sini diceritakan Little Tom yang menemukan barang-barang yang bertanda Tom di loteng. Namun benda-benda itu bukan miliknya. Saya simpulkan itu milik ayahnya, yang kemudian dibenarkan di halaman 36.

Demikian buku berjalan. Antara kisah yang eksplisit tentang Tom, kenangan dan kerinduan ibunya, deskripsi tentang ayahnya yang sepertinya adalah seorang astronot yang hilang di luar angkasa, ... diseling dengan kisah-kisah yang saya tak yakin apa hubungannya dengan Tom, tapi pasti ada hubungannya. Karena semua adalah kontinum. Rangkaian. Saya saja yang nggak nangkep. Ya nggak sih?

Space Oddity

Asiknya dari mengantri lama di iPusnas adalah pada saat akhirnya mendapatkannya kan!? Ada setahun deh, saya mengantri. Sempat pengin beli bukunya segala, pas mudik tahun lalu. Tidak jadi, entah nggak ketemu, entah karena sudah membeli dua buku Ziggy yang terbaru saat itu: Kita Pergi Hari Ini dan Tiga dalam Kayu.

Pengalaman kehabisan masa pinjam membuat saya membaca dengan cepat. Lalu mengulang. Balik lagi. Buka lagi. Tapi tetap saja nggak sepenuhnya mengerti.

Saya baru agak yakin menangkap benang merahnya di bagian "Afterwords". Di sana Ziggy menuliskan bahwa buku ini merupakan interpretasi dari lagu Space Oddity-nya David Bowie. Heu, lebih tepatnya saya baru cukup yakin setelah mendengarkan dan terutama membaca lirik lagunya. Itupun tetap, ada beberapa bagian yang saya tak menangkap hubungannya.

Tak masalah. Buku ini tetap menarik. Seperti kata penerbit, bahasa dan ilustrasinya indah. Makna yang dalam? Hmmm ... saya tak terlalu menangkapnya. Puitis-surealis sih memang. Namun buat saya, buku ini "sekedar" tulisan persembahan penulis kepada penginspirasi namanya, Ziggy Stardust. Untuk dinikmati saja. Tak perlu mencari-cari makna terlalu jauh.

Meski sebenarnya makna itu ada?

Hahaha. Terserah!

Yang jelas, panggilan Ground Control ke Major Tom jadi terngiang-ngiang saja di kepala saya sampai sekarang!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Je Reviendrai avec la Pluie — Ichikawa Takuji

Kita Pergi Hari Ini - Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Detektif Conan (Vol. 100) — Aoyama Gosho