Angelique — Guillaume Musso

Saat rilis versi poche (paperback ukuran saku)-nya di bulan Maret 2024 yang lalu, saya sudah merencanakan bahwa novel Angelique ini akan menjadi bacaan musim panas. Jadi bekal selama jalan-jalan liburan.

Saya bahkan mempresisikan rencana itu dengan menentukan lokasi pembeliannya: di tabac-presse (toko yang pada dasarnya menjual rokok dan koran/majalah) dekat rumah. Alhamdulillah terlaksana.

Saya memiliki semua buku yang ditulis oleh Guillaume Musso. Ya, semua! Hampir semua dalam versi poche. Hanya ada dua dalam versi broché (paperback ukuran A5): Sauve Moi yang ditandatanganinya saat Festival du Livre de Paris tahun 2005 dan Skidamarink versi revisi yang terbit dan saya beli pada masa pandemi 2020.

Mathias dan Louise

Menceritakan tentang Mathias Taillefer yang terbangun di rumah sakit, oleh suara permainan selo. Malam sebelumnya, Mathias dibawa ke unit gawat darurat setelah terkena serangan jantung. Sebagai penerima donor jantung, dia tidak bisa langsung rawat jalan dan harus diobservasi terlebih dahulu selama beberapa hari.

Rupanya Louise Collange yang memainkan selo. Louise yang juga mahasiswi kedokteran adalah sukarelawan asosiasi Musisi di Rumah Sakit. Asosiasi ini bergerak dalam mengusahakan kenyamanan pasien dengan bermain musik.

Louise mengajukan permintaan khusus pada Mathias untuk menyelidiki kematian ibunya, Stella Petrenko. Polisi memutuskan bahwa Stella yang merupakan mantan balerina itu meninggal karena kecelakaan. Namun Louise tak percaya.

Mathias yang tadinya enggan akhirnya menerima permintaan Louise. Rahasia demi rahasia terungkap. Ternyata penyelidikan itu membawa mereka ke permasalahan yang jauh lebih rumit.

Mengapa Angelique?

Kali ini saya berhasil menyelesaikan buku bekal liburan. Yes! Tidak seperti L'Anomalie-nya Herve Le Tellier. Atau lebih parah lagi Le Vieux qui Voulait Sauvait le Monde-nya Jonas Jonasson yang mangkrak sejak jadi bekal liburan ke Swedia tahun 2021.

Boleh dibilang saya menyelesaikannya dalam perjalanan kereta Bandung—Jogja. Seperti biasa, tulisan Guillaume Musso mudah dibaca. Perjalanan juga terasa nyaman saja. Padahal biasanya saya suka pusing, membaca dalam kendaraan.

Novel Angelique berhasil membuat saya penasaran dan enggan berhenti membaca. Bukan penasaran akan apa yang sebenarnya terjadi. Guillaume Musso sudah mengungkapnya di bagian kedua—dari tiga plus epilog—buku. Namun penasaran, mau dibawa ke mana ceritanya. Penasaran, bagaimana kebenaran akan terungkap. Penasaran, kebenaran yang mana.

Bersama Mathias dan Louise, pembaca dibawa menyusuri berbagai sudut Paris, lalu sedikit ke Venezia. Terungkap berbagai kisah di balik cerita. Ada banyak "ternyata oh ternyata". Saya pun bertanya-tanya, mengapa judulnya Angelique, sedangkan Angelique Charvet bukan inti dari cerita? Well, itu menurut saya ya.

Penulis Produktif

Buku-buku Guillaume Musso terbukti lagi menjadi bacaan ideal di masa liburan musim panas. Ringan, mudah dibaca, menghibur, meski masuk dalam genre suspense.

Guillaume Musso adalah penulis yang produktif. Tiap tahun ada buku baru yang diterbitkan. Dan tahun ini, sudah ada novel Quelqu'un d'Autre.

Apakah saya akan membelinya? Mungkin sekali. Namun sepertinya saya akan tetap bersabar menunggu rilis versi poche-nya saja. Kecuali kalau saya berkesempatan bertemu langsung dan mendapatkan tanda tangannya!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Je Reviendrai avec la Pluie — Ichikawa Takuji

Kita Pergi Hari Ini - Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Detektif Conan (Vol. 100) — Aoyama Gosho