Ripley — Patricia Highsmith

Setelah bulan April absen hadir di Club Lecture karena sedang perjalanan ke Kopenhagen dan Mei karena menunggu teman dari Indonesia—yang ternyata kemudian tidak ada kabarnya—, Sabtu 22 Juni yang lalu akhirnya saya bisa bergabung dengan Ciné Lecture. Ciné, karena pertemuan diadakan di cinéma alias bioskop, dengan pemutaran film dan baru dilanjutkan membahas buku yang menginspirasi filmnya.

Kali ini, film, eh buku yang dibahas adalah The Talented Mr. Ripley karya Patricia Highsmith, atau yang dalam versi Prancisnya Ripley saja.

Tom dan Dickie

Menceritakan tentang Tom Ripley yang ditugasi oleh Herbert Greenleaf membujuk putranya Richard, atau yang akrab dipanggil Dickie, untuk pulang. Sudah lama Dickie tinggal di Italia. Ayahnya ingin putra satu-satunya itu kembali ke New York, apalagi sang ibu dalam kondisi tak sehat.

Tom menuju Mongibello dengan biaya dan uang saku dari Herbert. Mulanya dia berniat melakukan pendekatan halus. Namun saat Dickie terlihat kurang peduli, Tom mengaku blak-blakan bahwa dia ditugasi sang ayah. Keterusterangannya ternyata malah membuat Dickie lebih akrab.

Kedekatan Dickie dengan Tom mengganggu Marjorie Sherwood. Marge merasa Dickie berubah sejak kehadiran Tom. Dan Marge merasa bahwa Tom hanya ingin memanfaatkan kekayaan Dickie saja. 

Marge curiga bahwa Tom menaruh hati pada Dickie. Namun Dickie tak memercayainya. Sampai suatu saat, Dickie menemukan Tom sedang mengenakan pakaiannya, dan mencoba meniru gayanya!

Dalam perjalanan ke San Remo, Dickie menyarankan Tom untuk kembali ke Amerika saja. Mereka bertengkar di atas perahu sewaan. Tom membunuh Dickie dan menenggelamkannya. Untuk menutupi jejaknya, Tom juga menenggelamkan perahu yang berlumuran darah. Dari situ Tom mulai mengambil identitas Dickie.

Trending Ripley?

Saya membaca buku Ripley dalam bahasa Prancis karena ceritanya Mei lalu, The Talented Mr. Ripley diumumkan menjadi bahasan untuk pertemuan Laufey Bookclub awal Juni. Sebenarnya Butet ingin membaca dalam Bhasa Inggris. Sayangnya, versi Inggris sulit sekali diperoleh. Secara online pun diperkirakan pengiriman dalam hitungan minggu. Tak mau ambil resiko lambat, Butet memilih membeli versi bahasa Prancis saja.

Ternyata di versi terjemahan oleh Jean Rosenthal ini ada banyak kesalahan yang membuat Butet merasa terganggu. Memang penerjemahannya sudah sejak tahun 1956, hanya setaun setelah penerbitan awalnya juga. Akhirnya Butet tak berhasil menyelesaikannya. Sedang sibuk persiapan Bac Français juga, sih. Dan mungkin faktor patah hati karena dibatalkannya konser Laufey di Jazz à Juan yang sudah kami pegang tiketnya. Hiks.

Saat ada kabar bahwa Ciné Lecture mengangkat buku yang sama, saya pun memanfaatkannya. Padahal saya tak suka membaca terjemahan jika bahasa aslinya Inggris atau Prancis. Atau Indonesia, tentunya ya! Hahaha. Dan saya relatif tak suka film Prancis! 

Tapi tak apa. Sudah ada bukunya ini. Dan sudah dua bulan tak hadir Club Lecture. Apalagi ini pertemuan terakhir dengan Nathalie, animatrice Club, sebelum memasuki periode libur musim panas kan!?

Cukup heran kok ya dua klub baca membahas buku yang sama. Karena trending serial Ripley di Netflix kah? Sayangnya Nathalie tak bisa menjawab. Dan memang pemilihan buku bahasan dipegang oleh personil mediatheque. Dengan disetujui Nathalie, tentunya.

Tom yang Jenius

Saat Butet masih membaca bukunya, saya mengulang menonton film versi Matt Damon. Lalu saya membaca buku sambil menonton adaptasinya dalam serial Netflix secara paralel, tahap per tahap. Baru kemudian saya menonton versi adaptasi pertama karya René Clement yang dibintangi Alain Delon, dalam rangka Ciné Lecture.

Kisah di buku, saya dapati sudah berbeda dengan versi film Matt Damon. Dan versi Alain Delon, ternyata berbeda lagi. Hanya versi serial yang cukup dekat dengan buku. Apalagi 8 episode dengan sekitar 1 jam per episodenya, yang tentu saja bisa menampilkan lebih banyak detil. Catatan penting banget untuk saya: dari ketiga adaptasi, tak satupun menampilkan Cannes! Tapi memang adegan di Cannes hanya sebentar saja. Penulis lebih banyak membawa kita jalan-jalan di Italia.

Pada saat berpamitan sesudah acara Ciné Lecture, saya sempat mengungkapkan agak kecewa dengan filmnya. Terlalu banyak yang dilompati. Terutama bagian bagaimana Tom yang menyamar menjadi Dickie berusaha mempertahankan identitasnya.

Untuk saya, inti dari kisah Tom Ripley adalah penyamarannya. Bagaimana dia berusaha mendekati karakter Dickie baik secara fisik maupun gerak-gerik. Bagaimana dia berkelit menghindari pertemuan dengan orang-orang yang mengenal Dickie dan/atau Tom. Dan tentunya, bagaimana dia mengelabui polisi! Karena di situlah terlihat bagaimana jeniusnya Tom Ripley!

Dalam buku kita ikut merasakan ketegangan Tom Ripley. Kecemasan dan ketakutannya akan terbongkar kebohongannya. Secara runut penulis menggambarkan arah pemikiran Tom, dan saya ikut penasaran apakah siasatnya akan berhasil atau tidak.  

Salah satu penonton yang juga peserta Club Lecture mengatakan bahwa saya lebih pembaca ketimbang penonton film. Dan memang untuk adaptasi novel, rata-rata saya cenderung lebih suka versi bukunya ketimbang film atau serialnya. Demikian juga untuk Ripley ini.

Buku Tak Bermoral

Akhir film Plein Soleil berbeda dengan akhir buku dan kedua adaptasi lain. Sepertinya René Clement ingin memasukkan unsur hikmah moral di dalamnya. Semua peserta Ciné Lecture sepakat bahwa kisah Ripley sebenarnya tidak ada moralnya: si jahat bisa berkelit, hidup bebas bahagia selama-lamanya. Heu...

Setelah The Talented Mr. Ripley, Patricia Highsmith menulis 4 buku lagi dengan tokoh utama Tom Ripley: Ripley Under Ground, Ripley's Game, The Boy Who Followed Ripley, dan Ripley Under Water. Apakah sampai buku terakhir Tom Ripley tetap aman saja? Saya belum membaca dan mencari informasinya.

Kelima buku sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis. Dalam bahasa Indonesia, saya baru melihat Mr. Ripley yang Lihai saja yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama pada Mei 2024. Baru saja. Karena trending serial Ripley juga kah?

Yang jelas, kalaupun sudah menonton serialnya, membaca bukunya tidak ada ruginya. Karakter tokoh-tokohnya ditampilkan secara berbeda. Banyak detil yang tidak ditampilkan dalam adaptasi. Seperti tentang Cannes, tentunya! Hahaha.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Je Reviendrai avec la Pluie — Ichikawa Takuji

Kita Pergi Hari Ini - Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Detektif Conan (Vol. 100) — Aoyama Gosho