Un Simple Diner — Cécile Tlili

Menjelang Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret nanti, Mediathéque Le Cannet memilih buku yang bertema perempuan sebagai bahasan Club Lecture 17 Februari yang lalu. Ya, pertemuan dimajukan, seperti Januari. Pindah ke Sabtu ketiga, bukan keempat seperti sebelumnya. Tapi lagi-lagi saya lupa bertanya kenapa. Hehehe.

Pilihan jatuh pada Un Simple Diner, novel pertama Cécile Tlili, salah seorang pendiri Ecole Walt, sekolah khusus untuk anak-anak yang didiagnosis dengan gangguan neuro-atipikal.

Makan Malam yang Tidak Simpel

Kisah dibuka dengan Claudia yang sedang sibuk di dapur. Suaminya Etienne mengundang pasangan suami-istri Rémi dan Johar untuk makan malam. Claudia menyiapkan kare sebagai hidangan meski cuaca sedang gerah di musim panas.

Claudia adalah perempuan sangat pemalu. Makan malam itu membuatnya sangat tegang. Apalagi sebenarnya dia tidak menyukai Johar. Johar yang berkarir sukses sangat penuh kepercayaan diri. Claudia sempat merasa diabaikan di sebuah acara, yang membuatnya kemudian selalu enggan ikut dalam acara-acara pertemuan Etienne. 

Dan keengganan Claudia bersosialisasi itulah yang menjadi alasan Etienne mengundang makan malam di rumah mereka. Etienne sendiri mengadakan pertemuan itu untuk mendekati Johar, agar bisa menyukseskan misi pekerjaannya dan menyelamatkan karirnya.

Claudia hanya merasa cukup nyaman di depan Rémi. Sahabat suaminya sejak lama itu tidak membuatnya merasa terintimidasi. Sampai saat Claudia menjatuhkan jas Rémi dan secara tak sengaja melihat pesan yang datang di ponselnya.

Para Perempuan Kuat

Hampir seluruh kisah dalam novel ini terjadi di dalam apartemen pasangan Etienne dan Claudia. Hanya sedikit adegan di luar rumah. Ada beberapa kilas balik. Tapi pada intinya, novel ini adalah sebuah huis clos. Apa ya, istilah tepatnya dalam bahasa Indonesia untuk certa di ruang tertutup? 

Dari judulnya, sudah jelas ini bukan makan malam yang sederhana! Saya langsung merasakan suasana yang mencekam sejak awal membaca. Cuaca yang panas, gerahnya dapur, ketegangan Claudia yang terlihat dari kulitnya yang memerah, ...

Semua peserta Club Lecture sepakat gemas—gemas dalam artian jengkel-marah—terhadap kerendahdirian Claudia yang keterlaluan. Claudia adalah seorang fisioterapis. Tak perlu sampai seminder itu.

Namun mengingat pendidikan dan pandangan orang tua yang diterimanya sejak kecil, kita bisa mengerti. Apalagi suaminya yang populer, dari keluarga terpandang, juga tidak memperbaiki keadaan. 

Besok, dia bisa menjadi seorang ibu. Satu dari perempuan-perempuan yang perannya di dunia ini tidak perlu dipertanyakan lagi, karena mereka ada untuk melindungi dan membesarkan anak-anaknya. 
(Hal. 138)

Semua juga sepakat memilih Johar sebagai tokoh yang paling menarik. Latar belakangnya sebagai perempuan keturunan imigran membuatnya bekerja keras. Dan berhasil! Dan dia masih menjaga harga dirinya dengan gigih. Rekonsiliasinya dengan latar belakangnya semakin membuat kami mendukung tokoh satu ini.

Kedua perempuan yang berbeda karakter itu pada akhirnya ternyata bisa saling menyokong. Tanpa mereka duga, kehadiran masing-masing bisa membuat keduanya makin mantap mengambil keputusan yang tak diduga oleh orang-orang di sekitarnya.

"Apakah semuanya baik-baik saja, Bu?" sopir taksi bertanya.
"Ya," jawab Claudia. "Semuanya akan baik-baik saja."
(Hal. 178)

Tentunya tanpa melupakan tokoh-tokoh perempuan kuat dan menguatkan lain yang ada di cerita, terutama para tokoh ibu: ibu Johar untuk Johar sendiri, dan dokter Edelman untuk Claudia. 

Novel Ringan Bertema Berat

Novel ini meraih Prix Littéraire Gisèle Halimi 2023 yang memberi penghargaan kepada penulis yang menerbitkan karya fiksi bertema emansipasi dan kebebasan perempuan, juga kesetaraan dan persaudaraan antara laki-laki dan perempuan.

Buku terbitan Calmann-Lévy ini adalah novel dewasa, bisa dibaca mulai usia remaja. Dengan bahasa yang sederhana dan 192 halaman saja, meski bertema cukup berat, saya menyelesaikannya dengan cepat. Hanya mungkin, ada satu adegan keguguran yang cukup membuat saya nyeri.

Novel ini cocok dibaca sambil mendengarkan lagu-lagunya Ella Fitzgerald di awal, dan dilanjutkan dengan Otis Redding untuk menutupnya, sesuai dengan yang didengarkan para karakter dalam cerita.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Je Reviendrai avec la Pluie — Ichikawa Takuji

Kita Pergi Hari Ini - Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Detektif Conan (Vol. 100) — Aoyama Gosho