Sang Alkemis - Paulo Coelho

Ya, saya belum pernah membaca buku ini sebelumnya. Paulo Coelho untuk saya seperti Tere Liye: terlalu populer! Kepopuleran yang membuat saya justru enggan membaca buku-buku mereka. Semakin banyak yang berusaha membuat saya tertarik, malah semakin menjauhkan saya darinya...

Namun kemarin saat tak ada bacaan, setelah menyelesaikan Eugenie Grandet, dan kemudian menemukan Sang Alkemis tersedia di iPusnas, saya pun ingin mencobanya...


Santiago

Tersebutlah Santiago, seorang anak gembala yang jatuh cinta pada putri pedagang kain. Mereka baru bertemu sekali, dan hanya bisa bertemu setahun kemudian. Sebelum memutuskan untuk mengungkapkan prasaannya, Santiago singgah ke seorang peramal Gipsi untuk dibacakan peruntungannya dan menafsirkan mimpinya...

Si peramal menafsirkan bahwa Santiago akan memperoleh harta karun di lokasi piramid dalam mimpinya. Namun peramal hanya mau memberitahu lokasi piramida itu dengan syarat diberi bagian 10% dari harta yang ditemukannya kelak. Setelah Santiago berjanji, peramal Gipsi pun memberi tahunya, bahwa harta karun terletak di bawah piramid di Mesir! 

Awalnya Santiago tak percaya. Namun kemudian dia bertemu dengan raja dari negeri Salem yang membuatnya berpikir akan pertanda-pertanda, yang membuatnya yakin bahwa dia memang ditakdirkan untuk mencari harta itu...

Mulailah perjalanan Santiago dari Tarifa di Andalusia, bagian selatan Spanyol, hingga ke Mesir, melalui Tangier dan gurun Sahara. Perjalanan yang diawali dari bawah pohon Sycamore di dalam reruntuhan gereja tua, dan diakhiri di tempat yang sama...

Awal yang Sangat Memikat

Saat memulai buku ini, saya merasa terpikat. Kisah Narcissus yang menjadi prolognya disajikan dengan sangat menarik. Awal cerita Santiago juga mengundang penasaran. Apalagi dengan sentuhan unsur misterius dalam karakter peramal Gipsi dan Raja Melkisedek...

Awal perjalanannya masih menarik. Cobaan, perjuangan, keraguan Santiago mengombang-ambingkan perasaan. Kalimat-kalimat indah di sana-sini layak dijadikan kutipan. Sampai saat tiba di episode gurun!

Dari sini, saya kehilangan greget. Mungkin saking terganggunya saya dengan episode di mana si anak gembala Santiago berbicara langsung dengan alam. Baiklah. Tapi apakah harus secara harfiah?

Selain bagian ini, komunikasi Santiago dengan alam dideskripsikan dengan alegoris. Pembaca bisa menerjemahkan sendiri sesuai dengan imajinasi masing-masing. Kenapa tiba-tiba Santiago berbincang langsung dengan pasir, angin, dan matahari? 

Lost in Translation

Di awal saya sempat tertipu. Saya pikir Santiago adalah anak-anak. Menjelang remaja, lah. Pertama kali jatuh cinta, mengembara, ... Tapi lama-kelamaan saya rasakan tak cocok dengan jalannya cerita...

Mengapa penerjemah memilih istilah anak laki-laki? Mengapa bukan anak muda? Pemuda?

Saya jadi tak yakin, apakah saya lambat laun kehilangan greget itu karena memang bukunya begitu, atau karena penerjemahnya yang perlahan lelah? Atau mungkin karena versi berbahasa Indonesia ini bukan terjemahan langsung dari bahasa aslinya Portugis? Melihat bahwa di sampulnya pun dituliskan judul dalam bahasa Inggris The Alchimist... 

High Expectation

Saya memulai menulis ulasan ini begitu selesai membaca bukunya. Kesimpulannya, saya kecewa. Namun tadi pagi, di pertemuan zoom Klub Baca Klip, dengan adanya masukan dan komentar teman-teman Klipers lainnya, pandangan saya jadi lebih terbuka...

Sepertinya pengharapan saya terlalu tinggi pada buku yang terkenal ini, pada penulis yang ternama itu. Hal yang sama juga jadi saya sadari saat kemarin menulis ulasan tentang buku Surat dari Bapak-nya Gol A Gong... Apalagi Sang Alkemis ini dideskripsikan oleh penerbit sebagai buku yang mengubah hidup pembacanya. Saya pikir mungkin saja, tapi hanya untuk pembaca yang tak terlalu rewel seperti saya!...

Pengharapan saya yang tinggi membuat saya tak bisa menoleransi ganjalan adegan di gurun. Ganjalan yang membuat saya menutup mata akan keindahan cerita dan makna buku ini secara keseluruhan...

Ya! Selain ganjalan episode di gurun, harus saya akui bahwa buku ini bagus. Mungkin saya harus mencoba membacanya lagi dalam versi lain? Versi Prancis atau Inggris yang diterjemahkan langsung dari bahasa Portugis? Atau mungkin menunggu versi terjemahan lain dalam bahasa Indonesia? 

Atau mungkin lebih baik membaca buku Paulo Coelho lainnya saja?...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Je Reviendrai avec la Pluie — Ichikawa Takuji

Kita Pergi Hari Ini - Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Detektif Conan (Vol. 100) — Aoyama Gosho